MUSLIM TAK BERAKAL
"Umatku banyak di akhir zaman, tapi mereka seperti buih di lautan.."
Perkataan Nabi Muhammad Saw, sejak dulu menghantuiku. Meninggalkan jejak di benakku. Apa maksudnya buih di lautan ? Siapakah yg dimaksud buih di lautan ? Apakah aku juga termasuk buih di lautan ?
Tahun demi tahun berlalu, peristiwa demi peristiwa terjadi dan terjawablah apa yang dipertanyakan. Islam menjadi agama kedua terbesar di dunia, dahsyat memang, tetapi pondasinya sungguh kerontang.
Terciptanya media sosial, semakin mengembangkan bentuk fitnah menjadi ukuran raksasa. Inilah yang disebut fitnah besar, baik besar secara ukuran juga massif secara penyebaran. Untaian2 "kembali kepada Alquran dan sunnah" dilantunkan, tetapi tafsirnya dipelintirkan. Sesuai nafsu siapa yang berbicara.
Lalu berkembanglah fitnah2 terhadap Islam.
ISIS adalah monster yang dipakaikan baju muslim. Dengan aksesoris kemusliman, mereka membantai siapapun yg menghalangi kehendak mereka. Penciptanya bukan hanya Yahudi dan Kristen, bahkan mereka yang mengaku beragama Islam sendiri.
Kenapa harus berbaju muslim ? Supaya mengacaukan akal mereka sehingga mereka bingung mengenali jihad dan kejahatan, bingung mengenal kebenaran dan kesalahan.
Dan pada awal kemunculan ISIS, banyak sekali kita lihat mereka yang mendukungnya dengan argumen, "Islam menemukan kejayaannya." Sesudah ternyata ISIS akhirnya ditasbihkan menjadi teroris, mereka kemudian berpaling dan berkata, "ISIS itu mencoreng nama Islam.."
Ketika Iran berhasil mengusir AS dari negaranya, banyak yang mengagungkan Ayatullah Khomeini sebagai tonggak kejayaan Islam. Ketika akhirnya propaganda massif mampir ke beranda mereka, mereka balik memusuhinya dan mengatakan "Iran itu syiah. Syiah itu sesat dan bukan Islam.."
Mereka seperti buih di lautan dipermainkan ombak. Timbul tenggelam tanpa arah dan kepastian. Tidak punya patokan dan bingung mencari pegangan.
Kebingungan ini bahkan melanda dan masuk ke rumah tangga. Ketika hati ingin dekat kepada Tuhan, mereka malah dipermainkan. Di pengajian2 mereka di cuci otak dengan konsep kafir, sesat, najis, haram dan ujungnya kepada negara berdasar khilafah. Mereka seperti kerbau dicucuk hidungnya dan mengikuti apapun kata ustad mereka, yang mereka anggap lebih tahu agama dari dirinya.
Akal mereka hilang. Mereka meninggalkan keluarga mereka dengan dalih bermacam2. Ada yang ingin berjihad di jalan Tuhan, ada yang menganggap pasangannya kafir dan najis, bahkan ada yang hartanya terkuras dengan dalih berjuang di jalan agama, padahal hanya untuk membiayai kegiatan kelompok saja.
Mereka sulit bersosialisasi dengan sekelilingnya karena sudah menganggap dirinya paling benar. Mereka membentengi dirinya dgn aksesoris2 utk membedakan dengan manusia lain. Mereka bingung mereka berpijak di bumi mana, mungkin saja mereka menganggap dirinya sebenarnya adalah alien yang tinggal di planet Nexus.
Mereka menjadi persis seperti kata Imam Ali as, "Ketika akal melemah, kebanggaan diri menguat."
Ini memang zaman mengerikan, berhati-hatilah dengan mereka yang selalu mengatas-namakan agama tetapi minus ahlak. Butuh bercangkir kopi dan akal yang jernih untuk memahami situasinya.
Jangan sampai boneka barbie anak pun diberi cadar hitam karena harus sesuai syariat Islam. Ini gendeng namanya..
Tag: #Muslim tak Berakal, #kemunculan ISIS, #planet Nexus, #Syiah itu sesat, #cuci otak, #Akhir Zaman
Tag: #Muslim tak Berakal, #kemunculan ISIS, #planet Nexus, #Syiah itu sesat, #cuci otak, #Akhir Zaman
0 komentar:
Posting Komentar