Menteri Luar Negeri Retno LP. Marsudi menelanjangi manuver politik Arab Saudi dengan menafikan dan mengancam mengirim nota protes lepas Riyadh mengklaim Jakarta ikut memberi cek dukungan penuh pada pembentukan aliansi militer negara Islam di bawah pimpinan Saudi.
“Indonesia tak pernah memberi pernyataan dukungan dalam bentuk apa pun,” kata Retno seperti dilansir Kompas, Rabu.
Bantahan itu merujuk pada klaim Riyadh yang menyebut Indonesia termasuk di antara belasan negara Islam yang menyatakan dukungan penuh atas lahrnya aliansi militer 34 negara Islam untuk melawan terorisme.
Pada Selasa, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, mengumumkan anggota pakta pertahanan ala NATO itu mencakup Bahrain, Bangladesh, Benin, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Gabon, Guinea, Pantai Gading, Jordan, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Maldives, Maroko, Mauritania, Niger, Nigeria, Pakistan, Palestina, Qatar, Senegal, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Togo, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab dan Yaman.
Menurut Retno, Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir memang sempat berkali-kali melobi via telepon pekan lalu. Tapi lobi itu sebatas pembicaraan soal niat Saudi membentuk semacam pusat pelatihan penanggulangan terorisme, semacam Pusat Kerja Sama Penegakan Hukum Jakarta (JCLEC) di Semarang, dengan skup yang lebih besar.
Tak ada pembicaraan sama sekali terkait aliansi militer, katanya.
Menurut Retno, Adel sempat berjanji memberikan penjelasan utuh terkait lingkup kerja lembaga baru itu setelah pembentukannya, namun pemerintah menolak dan menuntut penjelasan penuh sejak awal.
“Ternyata yang diluncurkan malah aliansi militer. Kalau seperti itu, semakin jauh dari posisi politik luar negeri kita yang bebas aktif. Indonesia tak akan pernah terlibat dalam aliansi militer dengan negara lain,” kata Retno menyebut rencana Kementrian mengirim nota protes atas klaim Saudi yang menciderai haluan politik bebas aktif Indonesia. [abna]
0 komentar:
Posting Komentar